UNDIKA Gelar Pelatihan Pembuatan Eco Enzim di Kedung Baruk Rungkut

Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) sebagai kampus swasta peraih Eco Campus Terbaik I pada tahun 2021 menggelar pelatihan pembuatan eco enzim di Kelurahan Kedung Baruk Rungkut Surabaya.

Acara yang diselenggarakan bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya diikuti 150 peserta dari berbagai kelurahan yang ada di Surabaya.

“Eco enzim ini selain banyak sekali manfaatnya, bahan-bahan untuk membuatnya pun mudah didapatkan,” ujar Lilis, Dosen Perpajakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undika, Kamis (17/2/2022).

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktik pembuatan eco enzim diantaranya adalah sampah dari kulit buah dan sayur, gula merah, air mentah serta beberapa wadah dan botol plastik.

“Jadi di praktik kali ini saya menggunakan 900 gram sampah kulit buah, 3 liter air mentah serta 300 gram gula merah,” ujar Lilis dan Gunawan sambil menunjukkan bahan-bahan yang dimaksud.

Langkah pertama, menuangkan langsung 300 gram gula merah yang sudah dihancurkan ke dalam sebuah wadah plastik besar, kemudian dilarutkan dengan 3 liter air mentah.

Setelah kedua bahan larut, semua sampah kulit buah dan juga beberapa sisa potongan sayuran dimasukkan kedalamnya.

“Semua sampah dapur bisa digunakan, yang penting jangan berlemak, jangan terkena minyak dan jangan yang bertekstur keras ya,” ungkapnya.

Setelah semua bahan diaduk, maka tutup rapat wadah plastik tersebut dan biarkan selama hingga 3 bulan.

“Kemudian di minggu pertama dan ketiga dilakukan pembukaan tutupnya untuk mengeluarkan gas. Setelah 3 bulan itu nanti baru bisa disaring dan dipisahkan ke wadah baru atau botol-botol plastik,” jelas Lilis

Kegiatan diantusiasi para peserta yang hadir. Salah satunya bernama Surachman, pria berusia 67 tahun sangat bersemangat dan senang saat mengetahui bahwa Undika mengadakan pelatihan tentang pembuatan eco enzim di kelurahan tempatnya tinggal.

“Sampai saat ini saya belum pernah membuat (eco enzim), tapi saya sering cari tahu di internet dan kebetulan saya punya banyak bahan di desa seperti buah-buah jeruk yang terkena hama yang bisa dimanfaatkan,” tuturnya.

Surachman yang mengaku sudah menggeluti dunia bercocok tanam ini sebelumnya sudah berhasil mengolah lindi, oleh sebab itu dengan bahan yang hampir serupa ini, ia ingin langsung praktik membuat eco enzim, karena banyaknya manfaat yang dihasilkan.

Reaksi positif pun disampaikan oleh Sub Koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dyan Prasetyaningtyas.

“Untuk menjadikan Kota Surabaya menjadi lebih baik itu tidak cukup Pemerintah Kota yang bergerak, namun butuh bantuan dari berbagai instansi salah satunya adalah Akademika seperti ini,” ujar Dyan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *