KA Batara Kresna dan Bus Tingkat Werkudara Moda Transportasi Unik di Kota Solo

Kereta Api (KA) Batara Kresna salah satu moda transportasi unik di Kota Solo yang memiliki lintasan di sepanjang jalan utama Slamet Riyadi.

Kereta yang mirip tram di luar negeri ini melayani rute dari Stasiun Purwosari – Stasiun Wonogiri (pulang pergi).

Kereta railbus ini dioperasikan PT Kereta Api Indonesia sesuai proyek kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta di era kepemimpinan Walikota Joko Widodo.

Hingga saat ini, Batara Kresna menjadi salah satu moda alternatif bagi warga Solo dan wisatawan yang hendak menuju Wonogiri, begitu pula sebaliknya.

Dengan tiket hanya Rp 4.000 sekali jalan, penumpang sudah bisa menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 37 km.

Batara Kresna masih tetap berjalan setiap hari dan tak kenal hari libur. Saat pandemi, guna mencegah penularan Covid-19, protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Semua penumpang wajib berkondisi sehat, bermasker, duduk diatur berjarak.

Pembelian tiket dilakukan secara langsung di Stasiun Purwosari atau secara online lewat aplikasi KAI Access saat hari H keberangkatan, karena Batara Kresna tidak melayani pemesanan di hari sebelumnya.

Adapun jadwal KA Batara Kresna sbb:

Purwosari – Wonogiri
Stasiun Purwosari: berangkat pukul 06.00 WIB

Stasiun Solo Kota: datang pukul 06.19 WIB, berangkat pukul 06.21 WIB

Stasiun Sukoharjo: datang pukul 06.54 WIB, berangkat pukul 06.56 WIB

Stasiun Pasar Nguter: datang pukul 07.17 WIB, berangkat pukul 07.19 WIB

Stasiun Wonogiri: datang pukul 07.45 WIB

Wonogiri – Purwosari
Stasiun Wonogiri: berangkat pukul 08.00 WIB

Stasiun Pasar Nguter: datang pukul 08.26 WIB, berangkat 08.28 WIB

Stasiun Sukoharjo: datang pukul 08.49 WIB, berangkat pukul 08.51 WIB

Stasiun Solo Kota: datang pukul 09.24 WIB, berangkat pukul 09.26 WIB

Stasiun Purwosari: datang 09.45 WIB

Purwosari – Wonogiri
Stasiun Purwosari: berangkat pukul 10.00 WIB

Stasiun Solo Kota: datang pukul 10.19 WIB, berangkat pukul 10.21 WIB

Stasiun Sukoharjo: datang pukul 10.54 WIB, berangkat pukul 10.56 WIB

Stasiun Pasar Nguter: datang pukul 11.17 WIB, berangkat pukul 11.19 WIB

Stasiun Wonogiri: datang pukul 11.45 WIB

Wonogiri – Purwosari
Stasiun Wonogiri: berangkat pukul 12.00 WIB

Stasiun Pasar Nguter: datang pukul 12.26 WIB, berangkat 12.28 WIB

Stasiun Sukoharjo: datang pukul 12.49 WIB, berangkat pukul 12.51 WIB

Stasiun Solo Kota: datang pukul 13.24 WIB, berangkat pukul 13.26 WIB

Stasiun Purwosari: datang 13.45 WIB

Keliling Kota Solo Naik Werkudara

Masih di Kota Solo, masyarakat dan wisatawan dapat berkeliling kota naik bus tingkat Werkudara dioperasikan Dinas Perhubungan.

Tiket dapat dibeli di loket Kantor Dinas Perhubungan, Jl. Menteri Supeno, Manahan, No 7 mulai pukul 09.00, 12.00 dan 15.00 WIB, dengan harga Rp 800.000/3 jam dan untuk retail umum Rp 20.000/orang.

Rute yang ditempuh bus tingkat ini, mulai dari Kantor Dinas Perhubungan, lalu melewati flyover Manahan, pertigaan Kerten (Jl. Slamet Riyadi) – Sriwedari – Gladag – Balai kota – Pasar Gede – lalu Bank Indonesia.

Sampai di sini, bus akan berhenti sejenak. Penumpang bisa memanfaatkan waktu untuk mengambil berfoto.

Selanjutnya, Werkudara akan melewati depan Balai Kota dan Pasar Gede, menuju perempatan Panggung (Jl. Kolonel Sutarto) – Tugu Cembengan (Jl. Ir. Sutami) – hingga ke Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).

Di Jurug, bus akan berhenti sebentar untuk memindahkan posisi duduk penumpang. Mereka yang sebelumnya duduk di dek bawah bisa bergantian duduk di dek atas dan sebaliknya.

Untuk rute kembali, dari TSTJ bus menyusuri Jl. Kolonel Sutarto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Jend Sudirman – Gladag – PGS – Sangkrah – Jl. Kapten Mulyadi – Baturono – Jl. Veteran – Tipes – Jl. Bhayangkara – Baron – Jl. Dr. Radjiman – Jl. Perintis Kemerdekaan – Purwosari – Jl. Slamet Riyadi – Kerten – Jl. Ahmad Yani – dan finish di Kantor Dinas Perhubungan.

Sempat terhenti saat awal pandemi, kini bus yang telah dioperasikan sejak tahun 2011 tersebut kembali bertugas dengan beberapa pembatasan.

Jumlah penumpang kini hanya 50% dari kapasitas. Lansia, anak di bawah 12 tahun, serta ibu hamil tidak diijinkan naik.

Layanan wisata ini rutin berlangsung pada Hari Sabtu dan Minggu di mana banyak peminatnya. Tetapi bila animo pada hari kerja juga tinggi maka bus tetap akan dioperasionalkan.

Penamaan Werkudara sendiri karena dilandasi filosofi kokohnya bus seperti tokoh pewayangan. Bus ini sendiri cukup tinggi serta terkesan kokoh dengan ukuran 4,5 meter tinggi, lebar 2,5 meter dan berat 12 ton.

Bus tingkat sendiri bukan merupakan hal baru bagi masyarakat Kota Solo. Pada era tahun 1980 – 90an, kota ini sempat memiliki layanan bus tingkat reguler yang dioperasionalkan oleh Damri. Dengan adanya Werkudara, seakan-akan Solo mengingatkan kembali bus tingkat yang telah melegenda. (Red-Info, foto: istimewa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *