Pemkab Banyuwangi Bagi Ribuan Bibit Ikan dan Ayam, Pulihkan Ekonomi

Pemkab Banyuwangi memberdayakan perempuan petani (KWT), salah satunya melalui Sistem Ternak, Ikan, dan Sayur Terpadu (Sistersay) guna mendorong pemulihan ekonomi.

Program Sistersay adalah penyediaan makanan lengkap untuk penduduk desa dengan mengintegrasikan pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu lahan.

Hingga pertengahan 2022, setiap kecamatan ditargetkan memiliki satu lahan pertanian dengan program Sistersay.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan dengan program satu lahan terintegrasi dengan berbagai sektor ketahanan pangan. Ada sayuran, buah-buahan, sistem perikanan bioflock, dan kandang ternak dalam satu lahan.

Seperti yang dilakukan KWT Desa Setail, Kecamatan Genteng, di Embung Kenitu. Pada persawahan yang dekat dengan bendungan irigasi, terdapat sistem yang berorientasi mulai dari lahan sayuran seperti tomat, terong, dan cabai.

Selain itu, di lahan tersebut ada budidaya ikan lele dengan sistem bioflock, ada juga peternakan ayam.

Bupati Ipuk memberikan bantuan 2000 bibit sayuran, seperti tomat, terong, dan cabai. Juga kolam bioflock 1000 benih lele, 50 ekor ayam dan kandang portable, serta 5 dus pupuk cair.

Bantuan tersebut diserahkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat bekerja di Desa Setail dalam program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (2/2/2022).

Ipuk berharap adanya program ini diharapkan dapat memacu pemulihan ekonomi di desa ini. Para ibu tani dapat mengelola lahan pangan ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari keluarga, bahkan dapat meningkatkan pendapatan.

Ipuk juga berpesan kepada para penerima bantuan untuk merawat dan mengembangkan bantuan tersebut.

“Mohon dirawat dengan baik agar bisa berkembang. Jika hasil panen tidak dijual sama sekali, biarkan untuk dikonsumsi,” kata Ipuk.

Program ini disambut positif para perempuan petani. “Ini sangat membantu. Semuanya ada di satu negeri, ada sayur-sayuran, ikan, juga ayam yang menghasilkan daging dan telur. Ini bisa kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi warga kita. Kalaupun panennya banyak, bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga,” ujarnya.

Sementara Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Moh. Khoiri menuturkan, ‘Sistersay’ merupakan program untuk menyediakan kebutuhan pangan yang lengkap bagi warga di desa tersebut. Terutama di desa-desa yang rawan stunting.

“Kami memprioritaskan lahan ini di desa-desa yang rawan stunting. Di desa tersebut dipilih satu kelurahan untuk dijadikan sebagai pusat percontohan. Dinas Pertanian akan memfasilitasi dan membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan,” kata Khoiri.

Satu lahan ‘Sistersay’ akan mendapat bantuan dari dinas pertanian berupa 50 ekor ayam dan kandang portable, kolam lele bioflock beserta bibitnya, 1 unit alat hidroponik, dan bibit sayuran.

Dengan demikian kebutuhan pangan karbohidrat, vitamin, protein nabati dan hewani dapat tersedia dalam satu pekarangan.

“Tanah ini dikelola oleh pengelola yang telah kami tunjukkan. Hasilnya dapat dikelola dan dibagikan. Misalnya, jika seseorang membutuhkan telur, mereka dapat mengambil telur tersebut. Kalau butuh ikan lele, ambil saja sesuai kebutuhan,” kata Khoiri.

Dengan cara ini, diharapkan kebutuhan gizi warga dapat terpenuhi sekaligus meningkatkan pendapatan petani perempuan. (Red)