Unimaxx Photo Community Gelar Seminar dan Motret Bareng di De Bun Surabaya

Kembali Unimaxx Photo Community menggelar acara motret bareng dengan obyek Mantis. Selain itu juga diselenggarakan seminar menarik. Acara digelar mulai jam 10 pagi hingga jam 2 siang di De Bun Restoran Jl. Biliton no 55 Surabaya, 8 Januari 2022.

Acara diawali dengan seminar mengambil topik tentang ‘Sistem Pencahayaan Terintegrasi dengan Karya Seni’ dibawakan oleh Ir. Stephanus Prasasto.

Ketua Unimaxx Photo Community, Denny D’Colo mengatakan kegiatan motret bareng dengan obyek Mantis untuk keduakalinya dan mengundang beberapa Fotografer dari Kota Malang.

“Unimaxx Photo Community juga mengundang pakar digital lighting untuk berbagi pengetahuan tentang penataan cahaya yang menarik di bidang seni. Seperti bagaimana menata dan menggunakan lighting untuk memotret makanan, model, dan sebagainya. Kita sharing bersama dan semoga acara ini bermanfaat bagi semua,” harap Denny D’Colo.

Denny pun membawa studio mini dengan memanfaatkan limbah. “Saya memberi nama Studio Mini Ala D’Colo. Terbuat dari bahan kardus dan plastik bekas yang sudah tidak terpakai. Mini studio ini membantu menata cahaya yang dibutuhkan saat memotret makro,” jelas Denny sambil menunjukkan hasil foto Matisnya dengan studio mininya.

Beberapa anggota Unimaxx turut menjajal studio mini buatan Denny D’Colo dan mengaku takjub dengan hasil bidikan tersebut. Studio mini dilengkapi beberapa pencahayaan yang menghasilkan gambar seolah Mantis berada di alam bebas.

Atas : Denny D’Colo, Rasmono Sudarjo, Eddy,
Bawah: David, Budi Liem, Atik Desari

Penasihat Unimaxx Photo Community, Rasmono Sudarjo mengapresiasi Unimaxx yang aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan di saat pandemi mulai melandai.

“Unimaxx Photo Community sangat aktif berkat kegigihan Pak Denny D’Colo yang meluangkan waktu dan pikiran. Kita ini tujuannya berbagi ilmu kepada komunitas yang ada. Seperti hari ini memotret makro merupakan bidang fotografi yang lain daripada yang lain,” tutur Rasmono Sudarjo.

Rasmono Sudarjo juga memberikan tips sederhana terkait foto makro khususnya serangga atau mantis yang berskala kecil, yakni haruslah sabar karena serangga tidak bisa berkomunikasi, lain halnya foto model yang bisa diatur sesuai keinginan.

Untuk motret makro, Rasmono menganjurkan 2 cara yang bisa digunakan yakni bila menginginkan obyek secara detail sebaiknya bukaan diafragma kecil. Sebaliknya untuk mendapatkan latar belakang blur diafragma diperbesar.

“Keunggulan foto makro itu biasanya orang melihat hal kecil misalnya semut, dengan makro penampakan bisa besar. Bagi orang awam mendapatkan sudut pandang yang lain dan menarik,” pungkas Rasmono Sudarjo.

Hal yang sama diungkap Budi Liem bahwa foto makro sangat menyenangkan, tapi banyak kesulitan yang bakal dialami yakni hewan yang tidak bisa diam, selain itu harus mengatur pencahayaan dan sebagainya.

David mengakui memotret Mantis yang baru dilakukannya membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. “Saya biasanya memotret siput dan laba laba, baru kali ini foto Mantis,” ujarnya.

Eddy menyampaikan motret bareng yang digelar Unimaxx Photo Community sangat menyenangkan, karena ia bisa bertemu rekan-rekan sesama fotografer dan melakukan sharing. “Motret Mantis menarik, karena tidak perlu kemana-mana. Selain itu juga sangat kreatif dengan bermain cahaya, apalagi membidik mantis,” terangnya.

Atik Desari mengaku biasa motret model dan tidak suka motret Mantis. “Aku yang tidak suka foto makro begitu melihat Mantis, langsung jatuh cinta,” akunya. (Aira).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *